My blog visitor

Selasa, 06 September 2011

Rangkaian Amplifier 50Watt

Selain tangguh, rangkaian ini mudah dalam membuatnya. Rangkaian ini bisa dihubungkan dengan radio, TV, stereo atau perangkat lain.
Memang cukup rumit jika kita melihat gambar rangkaian diatas, namun pada kenyataannya memang cukup sulit si saya rasa:D (emang penulisnya aja ni yang gak oke :D). butuh kesabaran dan ketelitian dalam membuat rangkaian ini dan memang sudah pasti ketelitian memang mutlak dikuasai dalam membuat rangkaian apapun. Namun saat kita berhasil merakit alat ini maka kita akan merasa sangat puas atas hasil karya kita ini.
rangkaian ini juga dilengkapi dengan input untuk record player, guitar, microphone, dan lain-lain. Jika ditambahkan low pass filter pada input, alat ini bekerja layaknya mini subwoofer. Skema rangkaian yang disajikan akan menuntun anda dalam mewujudkan Amplifier 50 watt, selamat mencoba.



Daftar Komponen :
R1 : 200R 1/4W
C4, C6, C5, C7, C8 : 1nF
R2 : 200K 1/4W
C9 : 50pF
R3 : 30K 1/4W
C10 : 0,3uF
R4 : 1K 1/4W
C11, C12 : 10000uF/50V
R5 : 5K 1/4W
U1, U2 : IC 741 Op Amp
R6, R9 : 1M 5% 1/2W
U3 : ICL8063
R7, R8 : 0,4 ohm 5W
Q1 : 2N3055 NPN Power Transistor
R10 : 10K Pot
Q2 : 2N3791 PNP Power Transistor
R11, R12 : 51K 1/4W
D : 250V 6A Bridge Rectifier
R13 : 47K 1/4W
T : 50V Center Tapped 5A Tranformer
C1 : 100uF/35V
F1 : 2A Fuse
C2 : 11nF
SPEAKER : 8 ohm 50W
C3 : 3750pF
Heatsinks For Q1 and Q2
 

10W Audio Amplifier Dengan Bass-boost

Satu lagi rangkaian pengembangan audio yakni Rangkaian Audio Amplifier 10 Watt dengan variasi Bass-boost. Sebagaimana amplifier rangkaian ini juga menggunakan frekuensi untuk menggerakkan sejumlah Loudspeaker, besarnya frekuensi bass akan berkurang. Oleh karena itu perlu dipasang bass-boost control pada fedback loop amplifier, hal ini di lakukan untuk mengatasi menurunnya kualitas. Grafik bass dapat mencapai maksimum pada +16.4dB @50Hz.
Catatan : Rangkaian ini dapat dihubungkan secara langsung pada CD player, tuner, dan tape recorder. Q3 dan Q4 harus di pasang dengan heatsink.
Atur volume control pada posisi minimum dan R3 dengan nilai resistansi yang minimum pula. coba aktifkan rangkaian dan atur R3 hingga terbaca arus sekitar 20 hingga 25mA. Tunggu selama 15 menit, hubungkan ground pada J1, P1, C2, C3dan C4. Hubungkan juga C9 pada output ground. Selamat mencoba



Daftar Komponen :
P1 : 22K Log Potemsiometer (Dual gang for stereo)
C3, 4 : 470uF/25V
P2 : 100K Log Potemsiometer (Dual gang for stereo)
C6 : 47pF 63V ceramic ar polyester capasitor
R2, 4, 8 : 820R 1/4W
C7 : 10nF 63V polyester capasitor
R1 : 4K7 1/4W
C9 : 100nF 63V polyester capasitor
R3 : 500R 1/2W
D1 : 1N4148 75V 150mA Diode
R5 : 82K 1/4W
IC 1 : NE5532 Low noise Dual Op-amp
R6, 7 : 47K 1/4W
Q1 : BC547B 45V 100mA NPN Transitor
R9 : 10R 1/2W
Q2 : BC557B 45V 100mA PNP Transitor
R10 : 0,22 4W(wirewound)
Q3 : TIP42A 60V 6A PNP Transistor
C1, 8 : 470nF 63V polyester capasitor
Q4 : TIP41A 60V 6A NPN Transistor
C2, 5 : 100uF/25V
J1 : RCA audio input socket
 
Daftar Komponen Powersupply :
R1 : 1K5 1/4W
elco : 4700uF/25v
D : 100V 4A Diode bridge
Led merah
T : Centertap tranformer 2A 20V

Rangkaian Cross Over

Lagi-lagi rangkaian audio nih (kayak udah pinter masalah audio aja ni si penulis :D). Rangkaian Croos Over ini adalah suatu alat untuk meningkatkan kualitas dan mutu dari system audio, nah untuk memfungsikan alat ini, rangkaian dipasang sebelum Loudspeaker. Rangkaian ini tentunya akan memperbaiki suara serta kejernihan suara output dari speaker yang kita miliki. Untuk Loudspeakernya sendiri menggunakan type LS Woofer da Tweeter. Rangkaian yang cukup menarik dan dapat langsung anda praktekan. Selamat berkreasi.



Daftar komponen :
R1............390K
R2............2K2
R3, 4.........22K
R5, 6, 9......100K
R7............150K
R8, 10, 11....3K9
C1............5uF/16V
C2, 3.........33pf
Q1, 2, 3......BC109
Loud Speaker..LS Woofer dan Tweeter

Detektor sinyal AF/RF

Rangkaian yang akan kita buat ini adalah rangkaian elektronik khusus yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya signal AF/RF.
Rangkaian ini sangat rapi dan sederhana untuk dibuat. Biaya yang dibutuhkannyapun murah. Bila pembaca sudah merakit rangkaian ini, maka dengan mudah pembaca mengetahui ada tidaknya signal AF atau RF pada bagian tertentu dari sebuah rangkaian.
Dasar rangkaian ini menggunakan sebuah audio amplifier dan sebuah loudspeaker dengan saklar masukan untuk signal AF dan RF. Seluruh perangkat dapat dibuat sekecil mungkin sehingga dapat dimasukkan dalam wadah untuk menjaga keamanan.
Bagian Audio amplifier pada rangkaian ini dibuat oleh IC TDA 2822M, dengan low power stereo amplifier pada 8-pin mini DIP. IC ini digunakan sebagai bridge cofiguration untuk mengecilkan output power hingga 250 mW, loudspeaker yang digunakan 4 ohm, 500mW. Arus yang dibutuhkan lebih kecil dari 10mA dengan tegangan 3V battery.



Kerja Rangkaian
Ketika selektor switch pada posisi AF, Signal audio bekerja pada masukan input AF amplifier (pin 7 IC 1) melalui kapasitor C2  dan Potensiometer VR1. Kapasitor C2 selalu menahan input amplifier dari tegangan DC dan mewujudkannya dalam signal audio frekuensi. Signal input IC 1 dapat diatur dengan bantuan potensiometer VR1.
Ketika selector switch pada posisi RF, rangkaian detektor dan demodulator dibentuk oleh kapasitor C1, diode D1, dan resistor R1 serta R2 yang dihubungkan pada input rangakaian. Bila signal audio terdeteksi maka akan secara nyata masuk kerangkaian untuk diperkuat. Pendeteksian signal ini dilakukan dengan cara mencolokkan peraba (Probe) pada kaki-kaki komponen yang ada.




Dafar Komponen :

R1 : 22K
R2,3,4: 4K7
C1 : 1n
C2,6,7: 0,1uF
C3,4 : 10uF/16V
C5 : 0,01uf
D1 : OA79
VR1 : 22K
IC 1 : TDA2822M
LS : 8 ohm 500mW

Rangkaian Digital Volume Control

Satu lagi rangkaian audio yang cukup menarik, Rangkaian Digital Volume Control. Prinsipnya sangat sederhana yaitu mengganti potensiometer putar dengan rangkaian digital volume control. Namun ada beberapa hal perlu diperhatikan. Untuk mewujudkannya pembaca perlu memahami skema rangkaian yang tampak pada gambar. Sebab gambar yang ditampilkan sudah dapat menuntun anda untuk merakitnya dan menghubungkannya pada peralatan yang difungsikan.
Kerja Rangkaian : Rangkaian digital volume control ini menggunakan 9 IC. Untuk mengoperasikan rangkaian dibutuhkan tegangan regulator sebesar 12 Volt. IC1 (555) sangat baik untuk difungsikan sebagai flip-flop. Frequensi atau periode dapat ditentukan dengan memilh nilai resistor R44, R45 yang dikombinasikan dengan kapasitor C6. Dalam rangkaian ini memiliki periode 0,3 second.




IC2 digunakan untuk menaikkan atau menurunkan perhitungan. Dalam rangkaian ini mode up digunakan untuk menaikkan dan mode down digunakan untuk mengecilkan volume. Sedangkan IC3 dan IC4 memiliki 16-chanel, sedangkan analogue multiplexers berfungsi sebagai switch analog. IC3 dalam rangkaian digunakan sebagai level indikator sedangkan IC4 digunakan sebagai potensiometer.
Selanjutnya setelah power di on-kan, switch S1 kemudian ditekan untuk reset. Ketika switch S2 ditekan, IC2 menaikkan pulsa dan ditanggapi dalam bentuk keluaran kaki B, C, dan D pada IC2 CMOS. Keluaran B, C dan D mengontrol jalur masukan IC2 dan IC3, serta dipilih salah satu, keluaran 16-chanel, oleh turning pada analogue.
Dalam rangkaian ini, IC4 digunakan sebagai potensiometer yang dihubungkan pada 15 resistor (R9 hingga R23) masing-masing diantara 16 input pin dan resistor/kapasitor dikombinasikan dengan C2, C3 dan R7 pada output. Switch S2 digunakan untuk menaikkan dan switch S3 digunakan untuk mengecilkan volume.
Kapasitor elektrolit sebesar 1uF (C4) digunakan utnuk mencegah terjadinya noise. Sedangkan resistor R8 dan R6 digunakan untuk menghambat tegangan pada setengah tegangan supply guna menghindari adanya distorsi signal audio yang berasal dari preamplifier. Sedangkan kapasitor C2, C3 dan resistor R7 disediakan untuk menyaring audio. Selamat berkarya, semoga berhasil.

Daftar komponen :
R1, 2, 3, 4 : 560R
R16 : 1,5K
R45 : 150K
R5 : 680R
R17 : 3,3K
C1 : 0,01uF
R6, 8 : 100K
R18 : 5,6K
C2, 3 : 100nF
R7 : 1M
R19 : 8,2K
C4 : 1uF/50V
R9 : 10R
R20 : 15K
C5 : 100nF
R10 : 12R
R21 : 33K
IC1 : 555
R11 : 42R
R22 : 56K
IC2 : 74193
R12 : 100R
R23 : 1,5M
IC3 : CD4067
R13 : 220R
R24...R39 : 560R
IC4 : CD4067
R14 : 470R
R40..R43 : 4,7K
IC5 : 7805
R15 : 820R
R44 : 330K
IC6 (N1-N4) : 7407

Rangkaian Lampu Dansa



Rangkaian yang cukup menarik ni buat iseng-iseng berkreasi. Sebuah rangkaian lampu yang prinsipnya hampir sama dengan rangkaian lampu running LED (LED Berjalan) pada artikel sebelumnya yang sudah saya posting. Rangkaian ini disebut dengan Rangkaian Lampu Dansa karena pada rangkaian ini lampu akan hidup mati secara bergantian layaknya sebuah lampu dansa dalam sebuah diskotik. Rangkaian ini terdiri dari 10 led yang dipasang berurutan, Supply yang dibutuhkan 9V, IC1A menguatkan hingga 100 kali signal audio dan menggerakkan IC1B. Tingkat kepekaan rangkaian dapat diatur dengan mengubah nilai R4. Sedangkan nilai C4 diubah dari 220 hingga 470nF. Masing-masing masukan R9 harus dihubungkan dengan pin output IC2. Cukup mudah namun butuh ketelitian, dan lebih baik langsung di praktekkan saja dan dapat menambah keahlian kita juga kan? lumayan lho kalo mau bisnis buat diskotik juga bisa pake Rangkaian Lampu Dansa dengan LED ini. Dijamin asik. :D
Daftar Komponen :


R1 :10K 1/4W
R2, 3 : 47K 1/4W
R4 : 1K 1/4W
R5, 6, 7 : 100K 1/4W
R8 : 820R 1/4
C1, 3 : 100nF
C2 : 10uF/50V
C4 : 330nF
C5 : 100uF/25V
D1 : 1N4148
D2-D11 : 5 or 3mm LED
IC1 : LM358
IC2 : 4017
MIC1 : Miniature electret microphone
R9, 10 : 10K 1/4W
R11 : 56R 1/4W
D12,13 etc : 5 or 3mm LED
Q1,2 : BC327
Q3 : BC337

Teknik Pengukuran Komponen & Rangkaian Elektronika

Dalam dunia elektronika pengukuran adalah salah satu hal yang penting dan mungkin wajib untuk dikuasai oleh teknisi-teknisi elektronika karena pengukuran akan sangat mempengaruhi hasil dari pekerjaan yang kita lakukan yang tentunya dalam bidang elektronika seperti perencanaan rangkaian, pemasangan komponen serta pemilihan komponen yang tepat dalam suatu rangkaian yang kita buat atau kita perbaiki. Pengukuran dalam dunia elektro diantaranya adalah:
1 Mengukur Resistensi
2 Mengukur Tegangan DC
3 Mengukur Daya
4 Mengukur Tegangan AC
5 Mengukur Arus (Searah)
6 Menguji Kapasitor / Kondensator
7 Menguji Dioda
8 Menguji Transistor
9 Menguji FET
10 Menguji UJT
11 Pranala Menarik
Untuk lebih jelasnya akan saya uraikan satu-persatu

Mengukur Resistensi

Pilih jangkah pada OHM, kemudian ujung kabel penyidik merah dan hitam disentuhkan dan lakukan zero seting dengan memutar tombol nol.


Mengukur Tegangan DC


Perkirakan tegangan yang akan diukur, letakkan jangkah pada skala yang lebih tinggi. penyidik merah pada positif dan hitam pada negative.



Mengukur Daya
Daya di hitung dari perkalian arus dan tegangan dari hasil pengukuran arus dan tegangan.

Mengukur Tegangan AC
Seperti halnya pada pengukuran VDC, perkirakan tegangan yang akan diukur, letakkan jangkah pada skala yang lebih tinggi. Pada umumnya avometer hanya dapat mengukur arus berbentuk sinus dengan frekuensi antara 30 Hz - 30 KHz. Hasil pengukuran adalah tegangan efektif (Veff).


Mengukur Arus (Searah)





Rangkaian yang akan diukur diputuskan pada salah satu titik, dan melalui kedua titik yang terputus tadi arus dilewatkan melalui avometer.

Menguji Kapasitor / Kondensator

Sebelumnya muatan kondensator didischarge. Dengan jangkah pada OHM, tempelkan penyidik merah pada kutub POS dan hitam pada MIN.





Bila jarum menyimpang ke KANAN dan kemudian secara berangsur- angsur kembali ke KIRI, berarti kondensator baik. Bila jarum tidak bergerak, kondensator putus dan bila jarum mentok ke kanan dan tidak balik, kemungkinan kondensator bocor.
Untuk menguji elco 10 F jangkah pada x10 k atau 1 k. Untuk kapasitas sampai 100 F jangkah pada x100, di atas 1000 F, jangkah x1 dan menguji kondensator non elektrolit jangkah pada x10 k. Menguji Hubungan Pada Circuit / Rangkaian
Suatu circuit atau bisa juga kumparan trafo diperiksa resistansinya, dan koneksi baik bila resistansinya menunjukkan angka NOL.


Menguji Dioda






Dengan jangkah OHM x1 k atau x100 penyidik merah ditempel pada katoda (ada tanda gelang) dan hitam pada anoda, jarum harus ke kanan. Penyidik dibalik ialah merah ke anoda dan hitam ke katoda, jarum harus tidak bergerak. Bila tidak demikian berarti kemungkinan diode rusak.
Cara demikian juga dapat digunakan untuk mengetahui mana anoda dan mana katoda dari suatu diode yang gelangnya terhapus.



Dengan jangkah VDC, bahan suatu dioda dapat juga diperkirakan dengan circuit pada gambar 10. Bila tegangan katoda anoda 0.2 V, maka kemungkinan dioda germanium, dan bila 0.6V kemungkinan dioda silicon.

Menguji Transistor

Transistor ekivalen dengan dua buah dioda yang digabung, sehingga prinsip pengujian dioda diterapkan pada pengujian transistor. Untuk transistor jenis NPN, pengujian dengan jangkah pada x100, penyidik hitam ditempel pada Basis dan merah pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan. Bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum harus ke kanan lagi.



Kemudian penyidik merah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus tidak menyimpang dan bila penyidik hitam dipindah ke Emitor jarum juga harus tidak menyimpang.
Selanjutnya dengan jangkah pada 1 k penyidik hitam ditempel pada kolektor dan merah, pada emitor, jarum harus sedikit menyimpang ke kanan dan bila dibalik jarum harus tidak menyimpang. Bila salah satu peristiwa tersebut tidak terjadi, maka kemungkinan transistor rusak.
Untuk transitor jenis PNP, pengujian dilakukan dengan penyidik merah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan. Demikian pula bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum arus menyimpang ke kanan lagi. Selanjutnya analog dengan pangujian NPN.



Kita dapat menggunakan cara tersebut untuk mengetahui mana Basis, mana Kolektor dan mana Emitor suatu transistor dan juga apakah jenis transistor PNP atau NPN. Beberapa jenis multimeter dilengkapi pula fasilitas pengukur hFE, ialah salah parameter penting suatu transistor.
Dengan circuit seperti pada gambar, dapat diperkirakan bahan transistor. Pengujian cukup dilakukan antara Basis dan Emitor, bila voltage 0.2 V germanium dan bila 0.6 V maka kemungkinan silicon.

Menguji FET




Penentuan jenis FET dilakukan dengan jangkah pada x100 penyidik hitam pada Source dan merah pada Gate. Bila jarum menyimpang, maka janis FET adalah kanal P dan bila tidak, FET adalah kanal N.
Kerusakan FET dapat diamati dengan rangkaian pada gambar. Jangkah diletakkan pada x1k atau x10k, potensio pada minimum, resistansi harus kecil. Bila potensio diputar ke kanan, resistansi harus tak terhingga. Bila peristiwa ini tidak terjadi, maka kemungkinan FET rusak.

Menguji UJT



Cara kerja UJT (Uni Junktion Transistor) adalah seperti switch, UJT kalau masih bisa on off berarti masih baik.
Jangkah pada 10 VDC dan potensio pada minimum, tegangan harus kecil. Setelah potensio diputar pelan -pelan jarum naik sampai posisi tertentu dan kalau diputar terus jarum tetap disitu. Bila jarum diputar pelan- pelan ke arah minimum lagi, pada suatu posisi tertentu tiba- tiba jarum bergerak ke kiri dan bila putaran potensio diteruskan sampai minimum jarum tetap disitu. Bila peristiwa tersebut terjadi, maka UJT masih baik.

Pelatihan Membuat Suatu Rangkaian Pada PCB








Setelah sebelumnya sudah saya jelaskan mengenai apa dan bagaimana itu PCB serta bagaimana solder dan tata cara penyolderan yang baik dan benar, maka sekarang akan saya jelaskan bagaimana membuat sebuah rangkaian pada PCB. Untuk para pembaca yang masih awam mengenai dunia elektro tidak perlu khawatir karena artikel ini memang saya buat untuk awal pembaca memulai belajar elektronika.Untuk tips berikut ini saya hanya akan membahas proses pembuatan rangkaian pada PCB dengan Etching dengan cara seperti diatas yaitu menggunakan larutan FeCl3 sebagai katalisnya. Tidak perlu panjang lebar lagi sekarang mari kita mulai proyek pembuatan PCB pertama kita dengan cara yang seperti diuraikan diatas dengan langkah dibawah ini.
Perlengkapan yang diperlukan untuk proyek latihan kita sebagai berikut :
1. PCB Kosong berukuran 25 X 25 cm jenis single side.
2. Spidol anti air ( Permanent Ink ) merk apa saja atau dapat juga kita gunakan elektroset namun saya rasa penggunaanya jauh lebih rumit.
3. 150 gr bubuk FeCl3 ( ferri clorida ) dapat dibeli ditoko kimia.
4. 500 ml air bersih, kalau bisa usahakan pakai air panas.
5. Sebuah Baki dari plastik ukuran bebas yang penting PCB diatas nantinya bisa terendam.
6. Thinner untuk menghilangkan sisa Spidol
7. Sebuah penjepit dari bambu untuk menjepit PCB yang akan di proses
Sebagai sarana latihan kita coba perhatikan rangkaian elektronika dibawah ini. Rangkain ini adalah sebuah rangkaian power suplai sederhana yang akan kita coba pembuatannya pada awal latihan kita.
Rangkain Power suplai yang akan dibuatkan PCB nya

Setelah Anda perhatikan dengan baik skema diatas mari kita mulai latihan kita. Yang pertama sekali Anda perhatikan adalah bahwa komponen elektronika nantinya berada pada lapisan fiber sedangkan kaki-kaki komponen elektronika tersebut berada pada lapisan tembaga, dimana nantinya kaki komponen tersebut akan disolder denga timah. ( lihat kembali gambar diatas kalau belum paham ). Maka dari itu posisi dari arah komponen terutama yang mempunya tiga kaki atau lebih seperti transistor, IC dan Resistor jenis trimer ( TRIMPOT ) digambarkan dalam posisi cermin, lihat gambar dibawah ini untuk lebih jelasnya

Posisi layout PCB untuk komponen yang
mempunyai 3 kaki atau lebih adalah posisi cermin

Baiklah kalau Anda sudah mengerti, sekarang kita kembali ke proyek kita.Lihat lagi gambar diatas, Pada rangkaian itu ada beberapa komponen elektronika yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Tindakan pertama kita yaitu menyiapkan PCB kosong dan Spidol tahan air, kita akan melukiskan jalur-jalur dari rangkaian dengan spidol pada lapisan tembaga dari PCB. Nantinya pada hasil akhir jalur yang kita gambarkan dengan spidol itulah yang menjadi jalur koneksi antar komponen.Perhatikan lagi gambar berikut.

Pelukisan dasar jalur PCB dari rangkaian catudaya


Nah gambar diatas adalah layout dasar dari rangkaian elektronika yang akan dibuat PCB nya. Titik titik putih nantinya akan kita lubangi dengan BOR listrik atau BOR tangan dengan mata bor berdiameter 0,5 mm. Tapi juga perlu Anda ketahui bahwa Semakin banyak atau lebar lapisan tembaga yang terbuang, maka semakin banyak pula cairan FeCl3 ( Ferri Clorida ) yang dibutuhkan. Jadi agar pemakaian dari FeCl3 dapat dikurangi dan juga agar jalur yang kita buat nanti tidak mudah terkelupas, maka kita usahakan memblok jalur yang mempunyai koneksi yang sama. Memang kelihatannya tidak bagus, tapi ini lebih baik sebab jalur yang kita buat nanti akan terlihat kokoh dan tidak mudah terkelupas. Sehingga Rancangan PCB kita menjadi seperti berikut ini. Pemblokan ini terserah dari selera Anda, Anda bisa saja membuat yang lebih cantik dan indah dipandang asal jalur yang tidak berhubungan jangan ikut di Blok dan juga perhatikan jangan sampai terlalu rapat dengan jalur yang lain.



Pemblokan jalur PCB untuk mengurangi pemakaian FeCl3

Langkah selanjutnya setelah kita melukiskan PCB kosong dengan spidol seperti yang diterangkan diatas adalah menyiapkan BAKI atau WADAH dari Plastik. Ingat wadah harus dari plastik atau bahan yang bukan terbuat dari logam, karena bila wadahnya terbuat dari logam nanti akan ikut TERKOROSI oleh cairan FeCl3.

Setelah wadah disiapkan, masukan 150 gr bubuk FeCl3 pada wadah lalu masukan sedikit demi sedikt air panas ( 70o C ) kedalam wadah berisi bubuk FeCl3 tersebut dan aduk perlahan lahan agar semua bubuk Ferri Cloride tersebut terlarut dalam air.

Masukan PCB rancangan tadi ke dalam wadah yang berisi larutan FeCl3, gunakan penjepit dari bambu untuk memegang PCB.Kibas-kibaskan PCB didalam larutan tadi sampai lapisan tembaga pada PCB yang tidak tertutup oleh SPIDOL ikut terlarut dalam cairan tersebut.

Setelah semua lapisan tembaga yang tidak tertutup oleh Spidol menghilang, angkat PCB tersebut dan bilaslah dengan air bersih sampai sisa larutan FeCl3 tidak ada lagi, setelah itu keringkan.Setelah kering gunakan Thinner untuk menghilangkan lapisan SPIDOL yang masih melekat pada PCB, sehingga hasilnya nampak seperti ini.

Hasil akhir dari proses pembuatan PCB

Sampai disini saya rasa Anda sudah cukup mengerti tentang design dari sebuah PCB. Ada satu langkah lagi agar PCB yang kita buat dapat awet dan tidak mudah teroksidasi oleh udara, maka setelah dilakukan Etching maka lapisan tembaga tersebut kita lapisi dengan LAK atau Email atau anda juga dapat menggunakan vernish untuk menutupi lapisan tembaga pada PCB agar tahan lama dan tidak mudah Teroksidasi oleh udara.

Cukup mudah bukan? Apabila pembaca sudah terbiasa membuat maka saya yakin pekerjaan ini akan sangat mudah dikerjakan. Selanjutnya setelah proses pembuatan jalur pada PCB kita dapat lanjutkan dengan pemasangan komponen pada jalur yang telah kita buat ini dan artikelnya akan segera saya posting setelah artikel ini. Selamat belajar





Tips menghemat luncipan mata solder

Solder merupakan alat yang paling diandalkan oleh pecinta elektronika. Beberapa merek solder mempunyai harga jual yang boleh dikatakan cukup menguras kantong kita. Misalnya merek GOODS, ketika tulisan ini dibuat ( Maret 2006 ) harganya mencapai Rp. 200.000,- . Keistimewaan solder ini adalah dapat mengatur panas solder yang kita kehendaki. Misalnya kita hendak menyolder sebuah IC CMOS yang maksimum pemanasan nya 60 derajat Celcius, maka kita dapat mengatur panas solder itu maksimum 60 derajat celcius, jadi kita tak perlu khawatir dengan adanya OVERHEAT ( Kelebihan panas ) yang dapat merusak IC yang kita solder tersebut. Selain itu solder tersebut mempunyai mata solder yang terbuat dari titanium dengan lapisan batu teflon anti lengket dan mempunyai dua jenis ukuran mata solder yaitu lancip ( 0,5 mm ), dan sedang (1,5 mm ). Dipasaran kita dapat membeli mata solder yang cukup bagus dengan harga sekitar Rp. 15.000,- Sedangkan bila kita sengaja membeli mata solder yang digunakan oleh solder merek tersebut harganya sekitar Rp. 60.000,- fuhhhh mahal sekali mungkin itu yang ada dibenak kita.
Sebagai seorang ELECTRICIAN yang uang sakunya pas-pasan mungkin terasa berat untuk membeli solder tersebut, akan tetapi kita tidak boleh kehabisan akal. Kita dapat membuat solder yang biasa kita gunakan bahkan yang murahan sekalipun agar setidaknya mempunyai kemampuan yang kurang lebih sama dengan solder merek tersebut, bagaimana..? Hmmm saya mempunyai beberapa trik dan tip untuk membuat solder biasa kita mempunyai kemampuan yang kurang lebih menyerupai kemampuan solder tersebut. OK coba deh ikuti tip berikut untuk membuat solder kebanggaan kita menjadi lebih awet dengan biaya yang bisa digapai kantong kita.
Gantilah mata solder dengan mata solder seperti yang disebutkan diatas dengan harga lebih kurang Rp. 15.000. yang banyak dijual di toko-toko spare part elektronika.
Untuk membuat luncipan mata solder menjadi lebih awet, gunakan dioda silikon 1N4003 dan sebuah saklar on / off yang dipasang antara arus listrik dan solder. Ketika solder sedang tidak digunakan dalam beberapa saat, putuskan arus yang mengalir ke solder melalui SW1. Solder akan tetap panas karena arus listrik tetap mengalir melalui dioda D1, akan tetapi karena arus yang mengalir adalah DC maka filamen dari solder tidak tersulut dengan sempurna maka panas yang dihasilkan berkurang dan panas itu tidak membebani mata solder secara berlebihan. Ketika Anda mempergunakan solder lagi pindahkan SW1 ke posisi ON maka filamen solder akan kembali normal.



Mempergunakan dioda untuk menghemat luncipan mata solder
Untuk bisa mengatur panas dari solder, kita memerlukan sebuah trafo stepdown yang primary nya mempunyai beberapa input tegangan AC misalnya 240, 220, 180, 110 dan 0. atau Anda juga bisa menggunakan trafo bekas kipas angin gantung yang bisa disetel kecepatannya, ingat kita hanya menggunakan primary dari trafo sedangkan yang secondary tidak dipergunakan. Selain TRAFO Anda juga memerlukan sebuah ROTARY SWITCH untuk memindahkan pilihan tegangan yang digunakan. Hubungkan secara serial dengan solder Anda, maka dengan begitu maka kita dapat mengatur panas dari solder yang kita kehendaki dengan memutar rotary switch. Titik 0V pada trafo hubungkan ke arus listrik sedangkan yang lainnya dihubungkan ke solder melalui rotary switch. Semakin besar output dari tegangan trafo maka panas solder juga akan bertambah.
Penggunaan Primary Trafo dan Rotary Switch untuk mengatur panas yang dikehendaki:



Pengenalan PCB (Printing Circuit Board)

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya Anda sering berhubungan dengan peralatan elektronika seperti Televisi, Komputer dan yang tak asing lagi yaitu Radio.Didalam peralatan tersebut terdapat banyak komponen-komponen elektronika seperti resistor, transistor, capasitor dan lain sebagainya. Coba saja Anda bayangkan bagaimana menyusun komponen elektronika yang mungkin jumlahnya ratusan itu bila tidak ada papan rangkaian elektronika yang disebut PCB ( Printing Circuit Board ).
Dengan adanya PCB maka komponen-komponen elektronika itu menjadi terlihat rapi tidak semrawut dan mudah untuk melacak kesalahan atau kerusakan bila peralatan tersebut suatu saat nanti mangalami gangguan. Berbicara mengenai PCB, saya jadi teringat ketika dulu saya duduk dibangku SMP pada sekitar tahun 80 an. Ketika itu guru elektronika saya menugaskan kepada saya untuk merangkai sebuah flip-flop dari beberapa LED agar terlihat rapi dan bagus. Pada waktu itu kami belum diajarkan bagaimana mendesign sebuah PCB untuk rangkaian elektronika, kami hanya dibekali bagaimana merangkai komponen tersebut dengan sekeping TRIPLEKS yang dilubangi dengan jarum dan rangkaian FLIP-FLOP itu digambarkan diatasnya.
Sebenarnya saya adalah salah satu dari beberapa siswa yang tidak menyukai pelajaran elektronika, tapi karena terpaksa akhirnya yah mau tidak mau tugas tersebut harus diselesaikan. Karena bila tidak dikerjakan yah tentu nya Anda tahu sendiri lah ...!
( RED. Ceritanya dipotong karena ngawur ).
OK kembali ke pokok bahasan kita, PCB terbuat dari lempeng fiber yang dilapisi oleh tembaga. Ketika kita pertama kali membeli sebuah papan PCB kosong, papan itu belum terlihat jalur jalur hanya ada lapisan fiber dan lapisan tembaga dipermukaannya.
Ada beberapa type PCB kosong yang ada dipasaran yaitu SINGLE SIDE, DOUBLE SIDE dan MULTI LAYER.Single Side artinya papan PCB tersebut hanya mempunyai satu sisi yang dilapisi oleh lempeng tembaga.Double Side artinya papan PCB tersebut mempunyai dua sisi yang dilapisi oleh lempeng tembaga dan lapisan fibernya ada diantara dua lapisan tembaga tersebut.Sedangkan untuk type Multi Layer biasanya hanya dibuat oleh pabrik pembuat peralatan tersebut.Type multi layer ini terdiri dari beberapa lapis tembaga dan fiber yang disusun secara berselingan.Untuk jelasnya lihat gambar dibawah ini.



PCB type sigle side



PCB type Doubleside



PCB type Multilayer

Warna orange pada gambar diatas adalah sisi dari lempeng tembaga, sedangkan yang berwarna coklat adalah lapisan fiber.Lapisan tembaga inilah yang nantinya menjadi konduktor dari komponen yang satu ke komponen lainnya, sedangkan lapisan fiber sebagai isolator, karena tidak dapat menghantarkan listrik.

Koneksi antar komponen melalui jalur tembaga pada PCB
Untuk membuat jalur-jalur pada PCB diperlukan suatu teknik kimia dengan bantuan cairan FeCl3 ( Ferri Cloride ) proses ini sebenarnya mirip dengan pengkikisan batu tebing dipinggir laut yang habis dikikis oleh gelombang air laut yang sedikit-demi sedikit mengkikisnya. Dalam dunia ELEKTRONIKA proses ini dinamakan ETCHING.
Banyak cara untuk melakukan proses ETCHING ini, salah satunya seperti yang dituturkan diatas. Tapi untuk Industri yang berskala besar, proses seperti diatas bukanlah sebuah pilihan yang baik, karena disamping memakan waktu yang cukup lama hasilnya pun tidak memadai, untuk itu biasanya perusahaan yang berskala besar menggunakan proses ELEKTROLISIS untuk menghasilkan sebuah PCB yang bagus dan dapat diproses dengan cepat serta hasilnya memadai, tapi yah proses itu tentu saja memerlukan biaya yang tidak sedikit. Untuk Home Industri justru sebaliknya proses ETCHING seperti yang dituturkan diatas lah yang paling murah dan mudah.

Senin, 05 September 2011

Teknik Pengukuran Komponen & Rangkaian Elektronika

Dalam dunia elektronika pengukuran adalah salah satu hal yang penting dan mungkin wajib untuk dikuasai oleh teknisi-teknisi elektronika karena pengukuran akan sangat mempengaruhi hasil dari pekerjaan yang kita lakukan yang tentunya dalam bidang elektronika seperti perencanaan rangkaian, pemasangan komponen serta pemilihan komponen yang tepat dalam suatu rangkaian yang kita buat atau kita perbaiki. Pengukuran dalam dunia elektro diantaranya adalah:
1 Mengukur Resistensi
2 Mengukur Tegangan DC
3 Mengukur Daya
4 Mengukur Tegangan AC
5 Mengukur Arus (Searah)
6 Menguji Kapasitor / Kondensator
7 Menguji Dioda
8 Menguji Transistor
9 Menguji FET
10 Menguji UJT
11 Pranala Menarik
Untuk lebih jelasnya akan saya uraikan satu-persatu


Mengukur Resistensi

Pilih jangkah pada OHM, kemudian ujung kabel penyidik merah dan hitam disentuhkan dan lakukan zero seting dengan memutar tombol nol.

Mengukur Tegangan DC

Perkirakan tegangan yang akan diukur, letakkan jangkah pada skala yang lebih tinggi. penyidik merah pada positif dan hitam pada negative.


Mengukur Daya

Daya di hitung dari perkalian arus dan tegangan dari hasil pengukuran arus dan tegangan.


Mengukur Tegangan AC

Seperti halnya pada pengukuran VDC, perkirakan tegangan yang akan diukur, letakkan jangkah pada skala yang lebih tinggi. Pada umumnya avometer hanya dapat mengukur arus berbentuk sinus dengan frekuensi antara 30 Hz - 30 KHz. Hasil pengukuran adalah tegangan efektif (Veff).


Mengukur Arus (Searah)

Rangkaian yang akan diukur diputuskan pada salah satu titik, dan melalui kedua titik yang terputus tadi arus dilewatkan melalui avometer.

Menguji Kapasitor / Kondensator

Sebelumnya muatan kondensator didischarge. Dengan jangkah pada OHM, tempelkan penyidik merah pada kutub POS dan hitam pada MIN.

Bila jarum menyimpang ke KANAN dan kemudian secara berangsur- angsur kembali ke KIRI, berarti kondensator baik. Bila jarum tidak bergerak, kondensator putus dan bila jarum mentok ke kanan dan tidak balik, kemungkinan kondensator bocor.

Untuk menguji elco 10 F jangkah pada x10 k atau 1 k. Untuk kapasitas sampai 100 F jangkah pada x100, di atas 1000 F, jangkah x1 dan menguji kondensator non elektrolit jangkah pada x10 k. Menguji Hubungan Pada Circuit / Rangkaian

Suatu circuit atau bisa juga kumparan trafo diperiksa resistansinya, dan koneksi baik bila resistansinya menunjukkan angka NOL.

Menguji Dioda


Dengan jangkah OHM x1 k atau x100 penyidik merah ditempel pada katoda (ada tanda gelang) dan hitam pada anoda, jarum harus ke kanan. Penyidik dibalik ialah merah ke anoda dan hitam ke katoda, jarum harus tidak bergerak. Bila tidak demikian berarti kemungkinan diode rusak.

Cara demikian juga dapat digunakan untuk mengetahui mana anoda dan mana katoda dari suatu diode yang gelangnya terhapus.


Dengan jangkah VDC, bahan suatu dioda dapat juga diperkirakan dengan circuit pada gambar 10. Bila tegangan katoda anoda 0.2 V, maka kemungkinan dioda germanium, dan bila 0.6V kemungkinan dioda silicon.

Menguji Transistor

Transistor ekivalen dengan dua buah dioda yang digabung, sehingga prinsip pengujian dioda diterapkan pada pengujian transistor. Untuk transistor jenis NPN, pengujian dengan jangkah pada x100, penyidik hitam ditempel pada Basis dan merah pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan. Bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum harus ke kanan lagi.

Kemudian penyidik merah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus tidak menyimpang dan bila penyidik hitam dipindah ke Emitor jarum juga harus tidak menyimpang.

Selanjutnya dengan jangkah pada 1 k penyidik hitam ditempel pada kolektor dan merah, pada emitor, jarum harus sedikit menyimpang ke kanan dan bila dibalik jarum harus tidak menyimpang. Bila salah satu peristiwa tersebut tidak terjadi, maka kemungkinan transistor rusak.

Untuk transitor jenis PNP, pengujian dilakukan dengan penyidik merah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan. Demikian pula bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum arus menyimpang ke kanan lagi. Selanjutnya analog dengan pangujian NPN.


Kita dapat menggunakan cara tersebut untuk mengetahui mana Basis, mana Kolektor dan mana Emitor suatu transistor dan juga apakah jenis transistor PNP atau NPN. Beberapa jenis multimeter dilengkapi pula fasilitas pengukur hFE, ialah salah parameter penting suatu transistor.

Dengan circuit seperti pada gambar, dapat diperkirakan bahan transistor. Pengujian cukup dilakukan antara Basis dan Emitor, bila voltage 0.2 V germanium dan bila 0.6 V maka kemungkinan silicon.

Menguji FET


Penentuan jenis FET dilakukan dengan jangkah pada x100 penyidik hitam pada Source dan merah pada Gate. Bila jarum menyimpang, maka janis FET adalah kanal P dan bila tidak, FET adalah kanal N.

Kerusakan FET dapat diamati dengan rangkaian pada gambar. Jangkah diletakkan pada x1k atau x10k, potensio pada minimum, resistansi harus kecil. Bila potensio diputar ke kanan, resistansi harus tak terhingga. Bila peristiwa ini tidak terjadi, maka kemungkinan FET rusak.

Menguji UJT

Cara kerja UJT (Uni Junktion Transistor) adalah seperti switch, UJT kalau masih bisa on off berarti masih baik.

Jangkah pada 10 VDC dan potensio pada minimum, tegangan harus kecil. Setelah potensio diputar pelan -pelan jarum naik sampai posisi tertentu dan kalau diputar terus jarum tetap disitu. Bila jarum diputar pelan- pelan ke arah minimum lagi, pada suatu posisi tertentu tiba- tiba jarum bergerak ke kiri dan bila putaran potensio diteruskan sampai minimum jarum tetap disitu. Bila peristiwa tersebut terjadi, maka UJT masih baik.


Rangkaian Pengusir Tikus

Tikus adalah binatang yang sangat menjengkelkan, sebab kadangkala merusak barang-barang simpanan yang masih berharga serta perlengkapan makanan kita di dapur. Memang agak lucu juga ya artikel ini. Karena biasanya urusan tikus itu berhubungan dengan pembunuhan (racun tikus) serta jebakan tikus. hehe.
Dalam dunia tekhnologi yang semakin berkembang sekarang ini kita dapat merancang suatu rangkaian pengusir hewan pengerat ini dengan bantuan frekuensi suara yang akan menggangu pendengaran dari hewan ini. Untuk mengusir gangguan tikus tersebut, dapat dibuat sebuah rangkaian elektronik seperti pada gambar di atas. Dengan frekuensi 50Khz yagn dihasilkan oleh rangkaian tersebut. dijamin tikus-tikus akan berlarian karena telinganya akan merasa sakit akibat getaran signal ferkuensi tersebut.


Dafar Komponen
R1: 1K8
R2: 1K
R3: 5K6
R4: 480R
C1: 2,2nF
C2: 0,022uF/6V
IC: 555
Q: SC1162
Speaker 4 ohm

Rangkaian ini cukup mudah untuk dikerjakan namun tetap butuh keahlian ya.. selamat mencoba….

Rangkaian Lampu Kilat

Bagi yang suka otomotif, lampu kilat sebagai salah satu asesoris tentu bukanlah barang yang asing. Namun lanpu kilat dengan LED yang menyala sangat cerah dan berwarna biru bisa menjadi alternatif pengganti lampu kilat yang sesungguhnya.
LED Ultra Bright. Untuk warna, yang cocok untuk proyek ini adalah warna cerah yang dihasilkan oleh led ultra bright. Memang led jenis ini lebih mahal daripada led biasa. Akan tetapi kecerahannya lebih tinggi daripada led led biasa dan warna-warna yang umum ada dipasaran adalah biru, merah, dan hijau. Karakteristik bias forward, untuk menyalakan led ini sama dengan led biasa yaitu anoda harus lebih positif daripada katoda dan arus diatur antara 20mA sampai 50mA. Jika dipakai untuk asesoris mobil, lampu kilat ini akan dapat memberikan efek kilatan sangat cerah jika diletakkan di dalam reflektor lampu tepat pada titik fokusnya.


Daftar Komponen :
R1,2: 15K
R3 : 10K
R4 : 100K
R5 : 1K
R6,7: 4R7
P1 : 100K
C1 : 470uF/16V
C2 : 470n
D1,2: Ultra bright Led
D3 : 1N4148
Q1 : TIP122 Type darlington
U1 : LF351


Namun, peletakannya tidak harus demikian karena akan mengganggu lampu jika masih digunakan. Menarik bukan. Jangan hanya mudah membeli tapi ciptakanlah sendiri apa yang ingin anda miliki. Saya yakin anda bisa .hidup ELEKTRO Indonesia!!!
Selamat mencoba

Rangkaian Pre-amp Equalizer

Penguat depan dikerjakan oleh Op-Amp A1, sebenarnya A1 ini adalah penguat 1 kali, dengan maksud memanfaatkan impedansi input yang tinggi, kira-kira sebesar 1M, dari spesifikasi data salah satu op-amp menyarankan untuk penggunaan dengan dinamika frekuensi yang tinggi, impedansi input yang terlampau besar akan menurunkan kesetabilannya, oleh karena itu potensiometer (Pot1) sebesar 47k digunakan untuk memastikan impedasi input rangkaian, suatu nilai standar audio (sebenarnya 50k), jika pembaca menginginkan suatu aplikasi dengan impedansi input yang lebih besar, gunakan nilai Pot1 yang lebih tinggi, disarankan untuk tidak melampaui 220K. Pot1 ini bertindak juga sebagai pengatur level volume audio.

Awalnya ingin menghilangkan semua kopel kapasitansi pada rangkaian ini, karena kemampuan op-amp untuk direct copling DC. Kapasitor C1 tetap diletakkan sebagai kopel, dengan maksud seperti yang dijelaskan diatas, mungkin penbaca ingin memodifikasi rangkaian ini. Kapasitror C1 bersama dengan Pot1 membentuk tapis lulus atas (high pass filter). Ditetapkan nilai 100n untuk tidak begitu mempersalahkan pentapisan, jika penbaca ingin melakukannya gunakan rummus berikut untuk menghitung nilai C1 :
F = 1/(2*3,14*C1*Pot1) (Hz)
Tetapkan frekuensi cut-off F sesuai yang diinginkan, biasanya 50Hz atau 60Hz untuk menghilangkan frekuensi liar jaringan llistrik.
Pengaturan nada dilakukan oleh oop-amp A2 yang sekaligus bertindak sebagai penguat dengan umpan balik positif, dibagi dua, sebagian disalurkan ke rangkaian R1, R2, C2, C3, dan Pot2 utnuk mengatur penguatan frekuensi rendah (Bass), dan sebagian lagi disalurkan ke rangkaian C4, C5, dan Pot3 untuk mengatur penguatan frekuensi tinggi (Treble). Selanjutnya R3 dan R4 mencampurkan (mixing) kembali untuk menbentuk loop umpan balik positif tadi. Pengaturan frekkuensi seperti ini merupakan teorema filter frekuensi Baxandall, bisa dikatakan sebagai standar audio sampai saat ini.
Digunakannya IC op-amp TLO74, karena kompponen ini murah dan mudah didapat, dan yang terpenting IC ini menggunakan JFET dijalur inputnya dan slew-rate yang tinggi. Dengan rangkaian di atas pembaca dapat menikmati kemantapan nada rendah (Bass), kelincahan nada tengah (Mid), dan gemerincingnya nada tinggi (Treble).
Daftar Komponen :
R1,2,3,4 : 10K
R5 : 68K
C1 : 100nF
C2,3 : 33nF
C4,5 : 3n3
Pot1 : 47K
Pot2,3 : 100K

Rangkaian Running LED (LED Berjalan)

Rangkaian Running LED merupakan rangkaian yang menarik untuk di coba dan wajib anda miliki. Rangkaian ini tergolong cukup mudah di kerjankan dan komponennya pun mudah sekali kita dapatkan. Tentunya kita akan merasa puas apabila kita bisa merakit sendiri mainnan ini.

Penjelasan LED Berjalan
Dalam rangkaian ini LED akan menyala dari tengah kemudian menyala dari kiri dan kanan setelah sampai diujung kemudian kembali ke tengah dan bertabrakkan begitu seterusnya. Sangat menarik bukan? Untuk hiasan kamar kos kita agar lebih terasa elektronya. :D
Gambar PCB dan tata letak komponennya sudah saya sertakan dalam artikel saya ini dan anda tinggal mencontahnya. Komponen-komponen yang dibutuhkan mudah didapat di toko-toko elektronik, harganyapun murah. Selamat merakit.


Daftar Komponen :
R1 : 100 Ohm
P : Potensiometer 20K
C1 : 33uF/10V
C2 : 22n
D1-D6 : 5mm LED
IC1 : 555
IC2 : 4017

Membuat Sendiri UPS Mini

UPS (Uninterruptible Power Supply), digunakan untuk mengantisipasi listrik padam. Walau tidak sehandal UPS yang asli, rangkaian ini sedikit bermakna, Mau tau cara merakitnnya...?
Gampang dan mudah. Biayanya pun relatif lebih murah ketimbang membeli UPS yang asli. Bagaimana dengan komponen yang diperlukan ? Banyak terjual di toko-toko elektronik. Dengan demikian anda akan merugi jika tidak mencoba merakitnya.
Output rangkaian UPS ini memiliki daya sekitar 1,5W. Sebelum rangkaian utama terdapat rangkaian layaknya mini adapter yang memiliki tegangan antara 9V/12V dengan kuat arus sebesar 500mA. Tegangan yang dihasilkan ini digunakan untuk mengoperasikan rangkaian dan mengisi battery. UPS dirancang untuk tetap dapat menjalankan perangkat elektronik meskipun listrik padam.
Berikut adalah gambar rangkaian UPS Mini

Cara Kerja Rangkaian
Ketika inverter dijalankan dengan masukan AC, kemudian di ubah menjadi tegangan DC. Pada bagian output penyearah digunakan untuk mengisi battery. Ketika power gagal atau terjadi pemadaman arus listrik, tegangan dc mengalir ke inverter yang kemudian menghasilkan tegangan AC pada keluaran inverter (lebih jelasnya lihat gambar).
rangkaian terhubung disekitar IC CD4047 yang beroperasi sebagai multivibrator pada frekuensi 50 Hz. Output Q multivibrator ini menggerakkan MOSFETs IRF540. Outout inverter disaring dan direduksi menggunakan MOV (Metal Oxide Vasitor). Tranformer yang digunakan adalah 9-0-9, 1.5A. Dua LED (D6 dan D7) digunakan sebagai indikator apakah tegangan utama ataukah baattery yang sedang bekerja.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons